Nasional

Sidang Tahunan MPR 2025: Prabowo Rangkum Perjuangan Pemimpin Bangsa

110
×

Sidang Tahunan MPR 2025: Prabowo Rangkum Perjuangan Pemimpin Bangsa

Sebarkan artikel ini
Sidang Tahunan MPR 2025: Prabowo Rangkum Perjuangan Pemimpin Bangsa

Jakarta ; Dalam momen khidmat Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung Nusantara, Jumat (15/8/2025), Presiden Prabowo Subianto menyampaikan penghormatan mendalam kepada seluruh presiden terdahulu. Pidato kenegaraan tersebut bukan sekadar paparan kinerja pemerintahan saat ini, melainkan juga kilas balik atas peran penting para pemimpin bangsa dari generasi ke generasi.

Presiden Prabowo memulai dengan mengenang Presiden Soekarno sebagai sosok pemersatu bangsa, pengokoh NKRI, dan pengintegrasi Irian Barat. Presiden Soeharto dipuji karena meletakkan dasar industrialisasi nasional dan menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Berlanjut ke era Presiden B.J. Habibie, Prabowo menggarisbawahi kepiawaian teknokrat ini dalam menjaga stabilitas ekonomi pasca-krisis 1998 dan memperkenalkan teknologi tinggi.

Sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur disebutnya sebagai figur yang memperkuat kerukunan lintas suku, agama, dan ras. Presiden Megawati Soekarnoputri diakui atas keberhasilannya memulihkan ekonomi dan menginisiasi pemilihan umum langsung pertama dalam sejarah Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diapresiasi karena berhasil menyelesaikan konflik Aceh dan mengawal Indonesia melewati krisis keuangan global 2008. Sementara Presiden Joko Widodo dinilai meninggalkan warisan besar melalui pembangunan infrastruktur strategis, penanganan pandemi Covid-19, dan peletakan fondasi Ibu Kota Nusantara.

Dalam penutup pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan makna kemerdekaan yang sejati: bukan hanya terbebas dari penjajahan, melainkan juga dari kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan. Ia menekankan kedaulatan ekonomi dan ketahanan pangan sebagai pilar utama menuju Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.

“Cita-cita kemerdekaan adalah memastikan rakyat hidup sejahtera, berdiri di atas kaki sendiri, dan mampu menentukan nasibnya tanpa intervensi pihak mana pun,” tegas Kepala Negara di hadapan para anggota parlemen dan tamu undangan.