Kab.Tangerang ; Lapis perkerasan aspal merupakan bagian dari struktur jalan yang masih banyak digunakan di Indonesia. Lapis perkerasan aspal cenderung lebih fleksibel dibanding dengan lapis perkerasan kaku (beton) sehingga pengguna jalan merasa lebih nyaman dan aman. Namun tidak jarang lapis perkerasan aspal yang ada di jalan sering kali cepat rusak yang menyebabkan pengguna jalan tidak nyaman.

Tidak heran jika sekarang ini banyak jalan yang cepat sekali rusak. Dalam hal ini semua pihak harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan jalan. Tidak hanya kontraktor saja melainkan stakeholder lain juga bertanggung jawab seperti konsultan pengawas dan Pemerintah dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air ( DBMSDA) Kabupaten Tangerang.

Seringkali dalam pelaksanaan di lapangan pihak Pelaksana atau Kontraktor terkadang lebih mengutamakan percepatan tanpa memperhatikan kualitas hasil pekerjaan.
Karena alasan percepatan itu diduga LPA atau LPB yang belum keras langsung ditimpa dengan aggregat aspal, hal itu tentunya akan berakibat sangat fatal karena apabila pondasi jalan rusak struktur di atasnya akan ikut rusak. Ini adalah salah satu penyebab kerusakan aggregat aspal yang sering terjadi.Biasanya kerusakan yang terjadi akan membentuk sebuah kubangan berisi air, seperti diduga yang terjadi pada pelaksanaan proyek pengaspalan peningkatan jalan sindang asih bojong pinang Desa Bunar Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, dimana diduga dalam pekerjaannya minim pemadatan dan dalam kondisi hujan gelar Aspal tetap dilakukakan.

” Kita menyayangkan teknik kerja yang dilakukan Oleh CV. Alica Bahri Kontruksi selaku pelaksana kegiatan pengaspalan peningkatan jalan sindang asih bojong pinang Desa Bunar tersebut” Ungkap Aripin Pemerhati Pembangunan kepada volunteer news.co.id (4/12/2024)
Hingga berita ini ditayangkan pihak kontraktor, konsultan pengawas dan instansi terkait belum berhasil di konfirmasi untuk memberikan tanggapan.












