Kab.Tangerang ; Minggu malam itu, 24 Agustus 2025, langit Kampung Serdang tampak hening. Di bawah cahaya lampu seadanya, warga Desa Kandawati berduyun-duyun menuju jembatan baru yang membentang kokoh. Suara doa lirih bercampur dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. Malam itu, bukan sekadar peresmian infrastruktur, melainkan juga perayaan harapan yang akhirnya menjadi nyata.
Selama bertahun-tahun, Jembatan Serdang hanya sebatas keinginan yang diucapkan dalam rapat desa dan doa di langgar kecil. Bagi masyarakat, jembatan ini adalah nadi kehidupan: jalan menuju pasar, akses ke sekolah, bahkan jalur untuk mengantar hasil panen ke kota. Tanpa jembatan yang layak, banyak aktivitas warga tersendat.
Kini, berkat realisasi pembangunan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, doa-doa itu mendapat jawabannya. Warga pun menyambutnya dengan doa bersama, menandai sebuah peralihan penting dari keterbatasan menuju kemudahan.
Di tengah suasana syahdu, Kepala Desa Kandawati, Sumarni, berdiri di tepi jembatan. Dengan gunting sederhana, ia memotong pita merah, simbol resmi bahwa Jembatan Serdang kini milik rakyat.
“Jembatan ini akan memudahkan roda perekonomian warga sehari-hari. Semoga bermanfaat dan menjadi berkah,” ucapnya, disambut tepuk tangan warga.
Di antara kerumunan, seorang ibu paruh baya tampak memeluk cucunya erat. Ia berbisik lirih,
“Dulu kalau hujan deras, kami takut menyeberang karena kondisinya rusak, Sekarang, alhamdulillah… lebih aman.” Ucapan sederhana itu mencerminkan betapa besar arti sebuah jembatan dalam kehidupan mereka.
Malam itu, doa syukur bukan hanya tanda terima kasih kepada Allah, melainkan juga ungkapan tulus dari hati warga yang merasa didengar dan diperhatikan. Jembatan Serdang kini lebih dari sekadar bangunan beton—ia telah menjadi simbol persatuan, penghubung asa, dan jalan baru menuju masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Kandawati.